Mah....Plis aku bisa, kok !

Selasa, 28 Juni 2011

Tulisan ini terinspirasi dari seorang ibu ( bukan mamah kafi lho.. )yang selalu melarang anaknya untuk melalukan sesuatu yang dianggap si anak belum cukup mampu untuk melakukannya, tapi apa benar demikian, di usia 1 - 5 tahun, anak mengalami pertumbuhan otak yang signifikan,dan dipicu  keinginannya untuk tahu akan sesuatu yang dianggap baru, menjadi motivasi anak untuk ingin mencoba dan berbuat, tanpa tahu resiko terjatuh dan gagal, momentum ini lah yang sesungguhnya orangtua perlu kembangkan, bukan dimatikan kreatifitas dan motivasinya , namun tanpa sadar kita yang juga menjadi produk masa lalu kita, akan kembali berupaya melakukan hal yang serupa yang pernah dilakukanan oleh lingkungan kita di masa kecil kita, kita tanpa sadar sering mengecilkan upaya anak kita dengan mengatakan kata- kata yang melemahkan semangat si anak untuk belajar berjalan, berlari, memanjat, mengenal banyak hal, tanpa sadar kita sering berucap " jangan, nanti jatuh...." awas, nanti begini...""jangan main itu, nanti kotor..." dan banyak sekali kata-kata yang sebenarnya mematikan kreatifitas, semangat dan ambisi anak untuk belajar dan mengenal banyak hal. 

Belajar bukanlah hanya mengenal angka, dan huruf, membaca dan berhitung, anak sudah mulai belajar ( iqra ) semenjak dia lahir, anak akan belajar arti sebuah kasih sayang dari dekapan seorang ibu yang menyusui, belajar arti motivasi ketika ia di hendak mulai berjalan, belajar tentang sesuatu keyakinan akan potensi dirinya dari menaiki tangga satu persatu-satu, dan belajar banyak hal mengenai arti kepercayaan diri.

Anak batita adalah kertas putih yang siap di beri lukisan tentang apapun, salah kita memberi warna akan berakibat untuk masa depannya, orang tua seperti saya adalah pengawal keberhasilan bagi anak-anaknya ,memberinya semangat saat dia terjatuh, mengawasi saat di mulai mengenal sesuatu yang baru adalah lebih tepat dibanding kita melarangnya dan membunuh potensi konfidensi yang Tuhan berikan untuk setiap manusia yang dilahirkan. Agar generasi ini tidak lagi berada pada melankolisme dan ratapan akan kegagalan dalam hidup. kehidupan adalah bentuk Rahman-Rahim Tuhan yang hanya pantas disyukuri oleh makhlukya.

Segitu ajah, kurang lebih mohon maaf, cuy



S

0 komentar: